Presentasi Grup 4
MENGELOLA BAHAN KIMIA
Rabu, 21 November 2012
Selasa, 20 November 2012
Bahan Kimia yang Efektif untuk Laboratorium Pendidikan
Kebanyakan laboratorium pendidikan selalu membuang uang untuk membeli bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk praktikum dengan jumlah yang tidak sedikit. Tak tanggung-tanggung, banyak laboratorium pndidikan juga membeli bahan-bahan kimia yang kandungannya pure hingga 99%. Hal tersebut cukup menyesalkan mengingat tujuan laboratorium pendidikan tidak sama seperti laboratorium untuk industri ataupun penelitian. Jika untuk laboratorium penelitian dibutuhkan bahan kimia pure untuk sebuah percobaan dan memiliki konsekuensi hasil yang dituntut akurat, maka konsekuensi berbahaya nya pun tinggi, karena itu setiap laboratorium penelitian harus dilengkapi dengan alat pengaman.
Lain halnya untuk laboratorium pendidikan yang memberikan pengajaran dan pengenalan proses kimia kepada murid-murid. Tak perlu menggunakan bahan kimia yang pure 99% jika hanya untuk menguji atau mengamati perubahan kimia atau proses kimia dan sebagainya. Mengapa? hal tersebut dikarenakan bahwa penggunaan bahan kimia yang pure (tinggi konsentrasi nya) itu rentan bahaya, apalagi bila digunakan dalam laboratorium yang sebagian besar minim perlengkapan pengamanan bahaya. lalu bila membeli bahan kimia tak usah membeli banyak-banyak. karena bahan kimia ini juga memiliki batas waktu penggunaan. bila dalam lab pendidikan yang dibutuhkan hanya satu sendok teh saja, sementara bahan-bahan kimia itu yang tersisa masih begitu banyak. banyak yang beralasan membeli banyak agar dapat dipakai sampai beberapa tahun. Hal tersebut adalah tindakan mubazir dan boros karena harga bahan kimia pure sangat tinggi.
untuk itulah, apa salahnya bila bahan kimia yang pure 99% itu diganti dengan bahan kimia kualitas teknis 90%? toh perbedaan konsentrasi tidak terlalu jauh. dan kalau menggunakan pure 99%, harga nya berkali-kali lebih mahal dibandingkan dengan bahan kimia kualitas teknis. lagi pula laboratorium pendidikan menggunakan bahan kimia kualitas teknis saja, sudah dapat mencapai tujuan lab pendidikan.
berikut beberapa analogi bahan kimia kualitas pure dengan teknis yang mudah dicari
1. NaOH = SODA API (bisa didapatkan di toko material)
2. H2SO4= Accu Zur (bisa didapatkan di bengkel atau toko service kendaraan bermotor)
3. MgOH = obat magh (banyak di jual di toko-toko)
4. CH3COOH = cuka
5. HCl = pembersih porselen
6. NaCO3 = Baking Powder
7. indikator PH (lakmus merah, biru, PH universal) = indikator PH alami (asam basa sari bunga; kembang sepatu merah; rosela merah ; mawar merah)
contoh bahan kimia di atas merupakan beberapa contoh bahan kimia yang sering ditemukan dalam praktikum. Sebenarnya masih banyak contoh analogi yang tersebar di lingkungan sekitar kita. hanya saja kita jarang menyadari hal itu.
semoga bermanfaat
Bahan Kimia Lagi, Lagi, dan Lagi
Pernahkah kita sempat memikirkan seberapa banyak kita “terpapar” oleh Zat kimia dalam kehidupan sehari-hari? Barangkali kalau kita sempat memperhatikan dengan seksama, maka kita akan “ngeri”, mengingat betapa “intensnya” interaksi kita dengan zat kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika kita bangun pagi dan siap untuk mandi, kita sudah mulai ber”interaksi” dengan berbagai macam zat kimia. Air yang kita pakai untuk mandi, misalnya air PAM itu sudah mengandung penjernih dan penghilangan bau, bisa jadi ada kaporit di dalamnya.
Ketika kita menggosok gigi, menggunakan odol, tentulah di dalam odol ada kandungan zat kimia pembersih dan pewangi . Lalu mungkin kita butuh antiseptik untuk kumur-kumur, pasti itu ada kandungan zat kimia sebagai pembunuh kuman, antiseptik. tetapi ironinya sekaligus membunuh kuman non pathogen yang ada di dalam mulut dan di butuhkan untuk proses fisiologis.
Ketika kita mulai mandi tentu menggunakan sabun (padat atau cair) serta Shampoo yang pastinya mengandung zat kimia sebagai pembersih dan pewangi.
Selesai mandi kita menggunakan handuk serta pakaian dalam dan pakaian luar, yang kesemuanya dicuci menggunakan deterjen yang jelas ada zat kimianya dan tentu akan berinteraksi dengan kulit kita.
Bagi wanita selesai mandi akan menggunakan kosmetika dan pewangi badan, lagi-lagi ada zat kimia di dalamnya.
Lalu kita membutuhkan tissue atau kapas ketika menggunakan kosmetika, disitu ada pemutih (“bleaching”) yang di gunakan ketika memproduksi tissue atau kapas itu sehingga menjadi putih dan “bersih”.
Ketika sarapan, makan siang dan makan malam mungkin menu yang kita makan menggandung zat kimia dalam memprosesnya, apalagi kalau itu “fast food” (sebagian orang menyebutnya “junk food”), lalu minum dengan soft drink atau minuman botol lain, yang tentunya mengandung pengawet, antibiotika dan antioksidan pula.
Barangkali hanya ketika tidur saja kita yang tidak berinteraksi dengan zat kimia, tetapi belum tentu juga, karena jika menggunakan pengharum ruangan -yang di semprot otomatis itu- artinya masih ada interaksi zat kimia.
Jangan-jangan selama 24 jam kita selalu berinteaksi “intim” dengan zat kimia.
Kalau dewasa ini makin banyak penyakit “aneh-aneh” yang muncul, seperti MS (“Multiple Sclerosis”) dan penyakit-penyakit lain, jangan-jangan ada hubungannya dengan “interaksi intim” selama 24 jam dengan zat-zat kimia tadi, yang efeknya bersifat kumulatif. Wallahu a’lam bish shawabi.
source :
kesehatan.kompasiana.com
kesehatan.kompasiana.com
Rabu, 26 September 2012
cara menangani tumpahan bahan kimia dan biologi
Bahan kimia dan biologi yang tumpah harus dibersihkan segera dengan menggunakan peralatan tumpahan yang diletakkan di setiap laboratorium. Pembuangan bahan yang digunakan untuk membersihkan harus dilakukan segera sesuai dengan panduan pembuangan limbah.
.
Air raksa, sering disebut merkuri, dapat berada dalam berbagai
senyawa. Bila bergabung dengan khlor, belerang atau oksigen merkuri akan
membentuk garam yang biasanya berwujud padatan putih. Garam merkuri dulu sering digunakan dalam krim pemutih dan krim antiseptik. Merkuri
anorganik (logam dan garam merkuri) terdapat di udara dari deposit
mineral, dan dari area industri. Merkuri yang ada di air dan tanah
terutama berasal dari deposit alam, buangan limbah, dan aktivitas
volkanik.Pada saat terjadi tumpahan merkuri, hubungi SatuanTugasKeselamatan Kerja. Tumpahan merkuri sangat berbahaya, jangan melakukan tindakan jika tidak mengetahui prosedurnya
Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metilmerkuri dan uap merkuri logam lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain, sebab merkuri dalam kedua bentuk tersebut dapat lebih banyak mencapai otak. Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam, garam, maupun metilmerkuri dapat merusak secara permanen otak, ginjal, maupun janin.
Pengaruhnya pada fungsi otak dapat mengakibatkan tremor, pengurangan pendengaran atau penglihatan dan pengurangan daya ingat. Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan tekanan darah atau denyut jantung, kerusakan kulit, dan iritasi mata. Badan lingkungan di Amerika (EPA) menentukan bahwa merkuri klorida dan metilmerkuri adalah bahan karsiogenik.
CARA MENANGANI TUMPAHAN MERCURY
Selasa, 25 September 2012
SIMBOL BAHAYA DALAM LABORATORIUM
Menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances), simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya.
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja.
Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.
Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam:
- Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
- Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
- Kombinasi dari keduanya.
Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan: huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya)
A. Inflammable substances (bahan mudah terbakar)
Bahan mudah terbakar terdiri dari sub-kelompok bahan peledak, bahan pengoksidasi, bahan amat sangat mudah terbakar (extremely flammable substances), dan bahan sangat mudah terbakar (highly flammable substances). Bahan dapat terbakar (flammable substances) juga termasuk kategori bahan mudah terbakar (inflammable substances) tetapi penggunaan simbol bahaya tidak diperlukan untuk bahan-bahan tersebut.
1. Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya "explosive" dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances.
Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak. Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.
Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3
Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT)
2. Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9
Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.
3. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas).
4. Highly flammable (sangat mudah terbakar)
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
5. Flammable (mudah terbakar)
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya ‘flammable’. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (flammable)
Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.
B. Bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan
Pengelompokan bahan dan formulasi menurut sifat toksikologinya terdiri dari akut dan efek jangka panjang, tidak bergantung apakah efek tersebut disebabkan oleh pengulangan, tunggal atau eksposisi jangka panjang.
Istilah bahan berbahaya untuk kesehatan termasuk sub-grup bahan bersifat sangat beracun (very toxic substances), bahan beracun (toxic substances) dan bahan berbahaya (harmful substances)
1. Very toxic (sangat beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L
Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin
2. Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25
Bahan dan formulasi yang memiliki sifat:
Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R :R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48)
ditandai dengan simbol bahaya ‘toxic substances’ dan kode huruf T.
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik).
3. Harmful (berbahaya)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22
Bahan-bahan yang dicurigai memiliki
sifat karsinogenik, juga akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn,
bahan pemeka (sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43)
diberi label menurut spektrum efek apakah dengan simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya ‘irritant substances’ dan kode huruf Xi.
Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol (berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).
C. Bahan-bahan yang merusak jaringan (tissue destroying substances)
‘tissue destroying substances’ meliputi sub-grup bahan korosif (corrosive substances) dan bahan iritan (irritant substances)
1. Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).
2. Irritant (menyebabkan iritasi)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.
3. Bahan berbahaya bagi lingkungan
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja.
Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.
Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam:
- Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
- Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
- Kombinasi dari keduanya.
Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan: huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya)
A. Inflammable substances (bahan mudah terbakar)
Bahan mudah terbakar terdiri dari sub-kelompok bahan peledak, bahan pengoksidasi, bahan amat sangat mudah terbakar (extremely flammable substances), dan bahan sangat mudah terbakar (highly flammable substances). Bahan dapat terbakar (flammable substances) juga termasuk kategori bahan mudah terbakar (inflammable substances) tetapi penggunaan simbol bahaya tidak diperlukan untuk bahan-bahan tersebut.
1. Explosive (bersifat mudah meledak)
Huruf kode: E
Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak. Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.
Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3
Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT)
2. Oxidizing (pengoksidasi)
Huruf kode: O
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9
Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.
3. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Huruf kode: F+
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas).
4. Highly flammable (sangat mudah terbakar)
Huruf kode: F
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
5. Flammable (mudah terbakar)
Huruf kode: tidak ada
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya ‘flammable’. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (flammable)
Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.
B. Bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan
Pengelompokan bahan dan formulasi menurut sifat toksikologinya terdiri dari akut dan efek jangka panjang, tidak bergantung apakah efek tersebut disebabkan oleh pengulangan, tunggal atau eksposisi jangka panjang.
Istilah bahan berbahaya untuk kesehatan termasuk sub-grup bahan bersifat sangat beracun (very toxic substances), bahan beracun (toxic substances) dan bahan berbahaya (harmful substances)
1. Very toxic (sangat beracun)
Huruf kode: T+
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L
Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin
2. Toxic (beracun)
huruf kode: T
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25
Bahan dan formulasi yang memiliki sifat:
Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R :R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48)
ditandai dengan simbol bahaya ‘toxic substances’ dan kode huruf T.
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik).
3. Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Xn
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22
Bahan-bahan yang dicurigai memiliki
sifat karsinogenik, juga akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn,
bahan pemeka (sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43)
diberi label menurut spektrum efek apakah dengan simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya ‘irritant substances’ dan kode huruf Xi.
Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol (berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).
C. Bahan-bahan yang merusak jaringan (tissue destroying substances)
‘tissue destroying substances’ meliputi sub-grup bahan korosif (corrosive substances) dan bahan iritan (irritant substances)
1. Corrosive (korosif)
Huruf kode: C
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).
2. Irritant (menyebabkan iritasi)
huruf kode: Xi
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.
3. Bahan berbahaya bagi lingkungan
Huruf kode: N
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.
Rabu, 12 September 2012
Clean pennies with Vinegar and Salt
Just mix together some vinegar with enough salt to make a saturated solution. The apply the solution to your tarnished pennies. The combination of acid and chloride etches the tarnish away to reveal the clean copper underneath.
Don't leave the acid on or it will keep etching and produce an ugly green coating of copper salts. So wash off the acids with water after the pennies are clean.
Make Iodine from an Alkali Metal Iodide, Hydrochloric Acid and Hydrogen Peroxide
Warning: This reaction makes small amounts of chlorine gas and should be performed outside or in a fumehood.
Simple get some potassium or sodium iodide and dissolve in a minimal amount of water. Then add an equal amount of concentrated hydrochloric acid. Check this new volume and measure out five times more 3%hydrogen peroxide. Mix together the two solutions and let stand for ten minutes. Filter the iodine.
You can then purify by vaporization and crystallization.
PERKEMBANGAN TEORI ATOM
Perkembangan sejarah yang merubah pandangan tentang atom dari waktu ke watu.
Dalton, Thomson, Rutherford, dan Bohr.
ke empat ilmuwan ini mengubah gagasan tentang atom.
1. Dalton: Dalton berpendapat bahwa atom itu adalah sebuah bola pejal kecil yang tidak memiliki ruang kosong.
2. Thomson: Thomson berpendapat bahwa atom adalah bola pejal yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar muatan negatif elektron
Thomson menemukan muatan negatif elektron.
3. Rutherford: berpendapat bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom. Model atom Rutherford seperti tata surya
4. Bohr : berpendapat bahwa Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.
Cara Mendapatkan Lithium Metal Dari Baterai Energizer
Warning: This should be done outside or in a fumehood due to the toxic gases that may be formed under certain conditions. Gloves must be worn as the chemicals and lithium are corrosive.
There are a great many types of lithium batteries and the particular chemistry of interest is "lithium iron disulfide" batteries which contain pure lithium metal and less toxic electrolyte than other batteries. Lithium ion batteries do not contain lithium metal (just lithium ions) and other pure metal lithium batteries often contain incredibly toxic electrolyte that make them too dangerous for the average person to safely open.
It just so happens that the popular Energizer Ultimate Lithium batteries are based on lithium iron disulfide chemistry making them the ideal choice for the home chemist to obtain lithium.
The rolled lithium core is protected by a mini-fortress of steel that you have to cut through. The danger is accidentally shorting the battery and causing the internal materials to fuse. The video shows you what you have to go through and what to expect when opening an energizer ultimate lithium battery.
Lithium is a powerful chemical reducing agent, it's also used for lithiation reactions in organic synthesis, batteries, unusual pyrotechnic formulations and some types of nuclear technologies.
It's in the same category as the alkali metals which include the ever so popular sodium, potassium and cesium.
Cara membuat Nitric Acid
Warning: The procedures in this video produce large quantities of toxic gases and deal with highly corrosive acids. All work must be performed in a fume hood with proper safety equipment. And all apparatus must be glass to withstand the acids.
Chemically, nitric acid is made by bubbling nitrogen dioxide into water. So the objective in this approach is to generate nitrogen dioxide. This can be done by reacting hydrochloric acid, a nitrate salt and copper. Around 80grams of sodium nitrate, over 30 grams of copper and 100mL of hydrochloric acid (37% 12M) are the quantities needed. The exact amount isn't critical. For usable concentrations, the amount of water being converted should be small, around 20-50mL.
Any source of nitrate is usable including potassium nitrate, ammonium nitrate and even nitrate-based fertilizers. You can use our previous video on testing for nitrates if you want to determine if yours can be used. http://www.youtube.com/watch?v=f5M3rUqaEYs
The tricky part now is leading the gas into water. Two approaches are shown in the video. In the first approach three containers, such as jars are place inside each other to force the gas to go into the water. This is very inefficient but is very simple to do.
The better approach is to lead the gas out of the generator through a tube and into a chilled container of water.
The water that's converted into nitric acid can be replaced with hydrogen peroxide for better yield.
The chemical waste that's generated contains the valuable copper used before and recovering it is worthwhile due to todays high copper prices. This is simply done by putting in enough aluminum metal that it reacts with all the acids and copper in solution to create a slurry of copper. This can be filtered to obtain a residue of copper. Its highly contaminated but can still be used to make more nitric acid.
For further information on the chemistry type "copper and nitric acid" into google. The hydrochloric acid and nitrate salt behave as nitric acid (with nitrate from the salt and protons from the hydrochloric acid) and dissolve the copper releasing nitrogen dioxide gas.
You can use other concentrations of hydrochloric acid but you need to decrease the amount of water added to keep the concentrations the same.
Finally, the last way of making pure nitric acid is to react concentrated sulfuric acid and a pure nitrate salt (NOT fertilizer) and heat it in a glass distillation apparatus to distill over the pure nitric acid. Stoichiometric quantities of both reagents are recommended for maximum yield.
We get our glassware from chemglass or VWR
ALAT ALAT GELAS KIMIA
1. Tabung Reaksi
Berupa tabung yang
kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas,
terdiri dari berbagai ukuran. Berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
2. Gelas Beaker
Berupa gelas tinggi,
berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca
borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 . Ukuran alat ini
ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
fungsi: Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitianYang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan, Media pemanasan cairan
fungsi: Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitianYang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan, Media pemanasan cairan
3. Gelas Ukur
Berupa gelas tinggi
dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak
tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi: Untuk
mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi dalam jumlah tertentu
4. Gelas Erlenmeyer
berupa gelas yang
diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya.
Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Fungsi : Untuk
menyimpan dan memanaskan larutan, menampung
filtrat hasil penyaringan, dan menampung
titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
5. Labu Destilasi
Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan
sebuah lubang sebagai tempat termometer.
6. Labu Ukur
berupa labu dengan
leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat
memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L.
Fungsi : Untuk
membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
Cara menggunakan :
Mengisikan larutan yang
akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan
cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian
penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari,
kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.
7. Gelas Arloji
terbuat dari kaca
bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi :
-Sebagai
penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
-Tempat
saat menimbang bahan kimia
-Tempat
untuk mengeringkan padatan dalam desikator
8. Cawan Petri
berbentuk seperti gelas
kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas.
Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang
ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya
9. botol reagen atau botol pereaksi
Digunakan untuk menyimpan larutan bahan kimia atau sering juga di
gunakan untuk menyimpan indikator asam basa seperti fenolftalin
10. Corong Gelas
Corong dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau
plastik dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan
atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk
proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas.
11. Buret
berupa tabung kaca
bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL
(mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
Fungsi :Untuk
mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
12. Corong Pisah
berupa corong yang
bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di sebelah atas, bagian
bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca.
Fungsi: Untuk
memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya
digunakan dalam proses ekstraksi.
Cara menggunakannya :
Campuran yang akan
dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang
tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi
horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian
atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali
katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.
13. Corong Buncher
berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar.
Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar
lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang
diameternya sama dengan diameter corong
14. Kondensor
Untukl destilasi larutan. Lubang lubang bawah tempat air masuk, lubang
ata tempat air keluar
15. Erlenmeyer Buncher
berupa gelas yang
diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat
dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat
menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai
untuk menampung cairan hasil filtrasi.
Cara menggunakannya :
Diawali dengan memasang
corong Buchner di leher labu, pasang selang yang tersambung ke pompa vakum pada
bagian yang menonjol.
16. Desiktator
berupa panci bersusun
dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit
dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline.
Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.
Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.
Fungsi :Tempat
menyimpan sampel yang harus bebas air dan Mengeringkan
padatan
Cara menggunakannya :
-Dengan
membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
-Letakkan
sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.
Keterangan :
Silika gel yang masih
bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi
merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105 sampai
warnanya kembali biru.
17. Clay Triangle
Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada
waktu penyaringan
18. Mortal dan Pastle
terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
19. Krusibel
berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen
tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia.
Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air.
Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah.
20. Evaporating Dish
Digunakan sebagai wadah. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan
yang tidak mudah menguap
Sabtu, 08 September 2012
Pembuat Blog
Blog ini dibuat oleh :
Muhammad Didi Majdi Saleh
Ahmad Soleh
Refika Nurul Afifa
Azka Azzahra
Nurlaelah Jamil
Muhammad Didi Majdi Saleh
Ahmad Soleh
Refika Nurul Afifa
Azka Azzahra
Nurlaelah Jamil
Langganan:
Postingan (Atom)